Tangga pertama, "Man arofa nafsahu wa man arofa robbahu." Kenalilah dirimu, maka engkau akan mengenal Tuhanmu. Mengenali diri berarti juga mengenali Tuhan. Kenapa mengenali diri berarti mengenali Tuhan? Mengenali diri diawali mengenali suara hati kita. Suara hati akan terdengar jika kita mampu mengendalikan hawa nafsu yang bagaikan kuda liar. Membiarkan tubuh dikendalikan hawa nafsu akan membuat tubuh menjadi sarang penyakit. Membiarkan jiwa dikendalikan hawa nafsu maka berbagai penyakit jiwa akan bersarang. Dengan mengendalikan hawa nafsu maka akan terdengar suara hati. Pada suara hati kita melihat Allah SWT sebagai tujuan akhir. "Wa ilallahi turja'ul umur" (Dan hanya pada Allah-lah dikembalikan segala urusan). SQ. Al-Baqoroh 2:210.
Tangga kedua, Belajarlah menerima diri sendiri.
Dari cerita itu dapatlah kita petik bahwa menerima diri sendiri berarti menerima segala bentuk kekurangan dan kelebihan diri kita. Menerima kelebihan dan kekurangan diri sendiri berarti menemukan sinergi didalam diri sendiri sebab didalam diri itulah kita juga terdapat perbedaan.
Tangga ketiga, belajarlah memberi.
Tangga keempat, temukanlah guru sejati kehidupan. Disekolah seringkali saya dipusingkan jika berhadapan dengan siswa yang suka pacaran disekolah, tidak ikut sholat jumat, datangnya suka terlambat rasanya tidak tahan menghadapinya, malah ada rekan pengajar yang mengatakan pada saya, "Kita harus bersyukur sebab dari merekalah kita sebenarnya menemukan guru sejati kita., kita bisa belajar sabar, ikhlas, dan membuat kita semakin memahami kehidupan."
Dari ucapan sahabat tersebut maka makna yang bisa dipetik bahwa bersyukurlah kita jika memiliki istri yang sangat cerewet, atau suami yang susah diatur, murid yang bandel datangnya suka terlambat sebab dengan demikian kita akan menemukan guru sejati kehidupan. Dari sanalah kita bisa belajar makna kehidupan.
Tangga kelima, "baiti jannati." rumahku adalah surgaku. Puncak tangga didalam keluarga menuju kebahagiaan adalah jika kita mampu menjadikan rumah sebagai surga. Rangkaian tangga menjadi diri sendiri, belajar menerima, belajar memberi dan menemukan guru sejati adalah rangkaian sikap kita untuk membangun rumah tangga kita menjadi surga pada semua anggota keluarga, baik suami, istri dan anak-anak. Dengan demikian pada tangga yang terakhir adalah menuju rumahku adalah surgaku. Lantas bagaimana dengan tangga kehidupan yang anda miliki?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar